Skip to main content

Posts

Showing posts from 2018

Pilihan telah di tetapkan,,

Karena ada saatnya keyakinan itu teruji. Allah swt selalu mempunyai caranya sendiri, mencipta skanario yang tak begitu saja mudah dipahami. Dan benar adanya, betapa tak mudah ternyata menerima firmanNYa " Boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tak baik bagimu" meski telah dipadupadankan dengan "Allah tahu kebutuhan kita, bukan sekedar keinginan kita" ketika terbentur dengan segala urusan yang justru terasa sesak menyulitkan. Hidup adalah berbilah pilihan. Barangkali setiap kita pernah memilih hal yang kurang begitu tepat, atau pilihan tepat tapi ternyata bukan pada saat yang tepat. Atau keadaan yang justru membuat kita memilih. Ya, karena ada kalanya keadaan mengkarbit kita untuk lebih cepat bergerak, cepat memilih dari jatah waktu yang seharusnya masih bisa kita ulur. Ah... apapun toh itu alasan memilih. Pilihan telah di tetapkan, suka atau tidak suka. Lalu, konsentrasilah sekarang pada apa yang telah kita pilih. Pun jika ingin menengok kebelakang, lakuka

Namamu tertulis dalam diary

Karena kau indah di hidupku. Satu waktu dalam hidupku, kuakui, yang paling kusesali adalah melihatmu. Jika kau tanya mengapa,,,?? saat itu telah tiba dan telah tertelan dilibas masa? Ribuan kata mungkin menjejali otakku. Mungkin seandainya..., mungkin jika..., mungkin bila..., mungkin aku..., mungkin keadaannya..., dan mungkin-mungkin yang lain yang kuciptakan sendiri dalam dunia imajinasiku. Rainbowku, mengapa Tuhan menggariskan hidupku untuk melihatmu? Aku hanya sanggup mengatakan, bahwa Dia mempunyai rencana untukku. Untuk hidupku, ilmuku, pengabdianku, bahkan sampai nanti,matiku. Namamu tertulis dalam diary kehidupanku, kau ada di sebagian langkahku. Mengapa aku menyesal melihatmu? Karena kau mampu membuat hati ini terpaku pada sisi yang tak seharusnya yang ku sebut dengan istilah kasuat-suat padamu. Kadang kurasakan memang diriku begitu mengagumimu, bahkan hingga saat ini, hingga (mungkin) kau baca semua coretan di blog ini, semoga. Aku tak pernah memungkiri bahwa rasa ini kub

Gadis kerudung hitam

Aku tidak bisa menolak apa-apa ketika rentang antara harapan dan kenyataan telah diisi oleh tumpukan takdir. Aku hanya memperkirakan sampai pada batas mana takdir itu akan membawa ke jalan yang telah ditentukan. Mengagumimu adalah kesempatan yang mewah yang kunikmati sendiri. Dalam diam. Di blog pun tentang mu yang paling banyak ku buat. Jika dirimu bertanya Mengapa bisa di buatkan seperti (salah satu blog ) itu ? Ku akan jawab, Sebab, melihat, mengagumi, memperhatikanmu adalah bagian dari eksistensi ruang takdir itu yang tidak bisa kutampik dan sudah terjadi. Dari sanalah aku mulai mengagumimu berhari-hari tanpa tahu apa yang bisa kutunjukkan. Kamu adalah gravitasi tersendiri dari kesenangan yang membuatku mensyukuri hadirnya rasa suka ini. Jika memang Hawa tercipta dari tulang rusuk Adam, bolehkah aku minta pada Tuhanku, semoga aku tercipta dari tulang rusukmu? Dan hari ini, setelah hari itu, aku senang mengamatimu. Kau hadir memupuk kembali perasaan yang selama ini kebas. Ha

Hayati, nikmati, resapi dan syukuri,,,,

Ada resah yang ingin ku bagi, namun tak ku temukan ruang kosong pada setiap hati yang ku temui. Sementara bebaris kata mengurai menjadi kalimat dalam buncahan rasa tanpa keteraturan gerak. Dan masih disini sendiri mencari tempat sandaran untuk jiwa yang galau. Ada fragmen yang menunjukkan sisi lain tentang diri manusia. Ya, sisi manusia biasa yang tetap sedih meski dalam kamuflase senyum merekah. Tak bisa di bohongi, tak bisa di manipulasi, dan tak bisa di biarkan. Kini… rasa yang sering terabaikan itu menuntut perhatian dari sang pemilik hati, yang telah meletakkakannya dalam sangkar penghibur diri, dan mengatakan dengan enteng ; semua akan indah pada waktunya, tetaplah tersenyumlah dan nikmati imajinasimu. Diiringi resah yang mulai mencapai klimaksnya. Meski masih terpatri dalam keyakinan itu, bahwa Allah yang maha penyayang tak kan pernah membuat hambanya mengurusi urusannya sendiri. Dan pertanyaanpun mulai hadir di rendah dasar hati. Allahu Rabbi, apa yang sedang Engkau renc

Bila esok tiba...

Bila esok tiba… ku ingin melihat wajah cerah ceria itu lagi, Menyodorkan sedikit senyuman dan berkata ; “Aku bahagia!” Bila esok tiba… ku ingin melihat tubuh tegap itu lagi, busungkan dada dan berkata : “Aku siap hadapi hari!” Bila esok tiba… ku ingin melihat mata itu lagi, penuh binar asa dan optimis, kemudian berkata ; “Aku ingin melesat mendahului bilangan waktu!” Bila esok tiba… ku ingin melihat jiwa tegar itu lagi, di hiruk pikuk gemuruh luka dan lara, kemudian berkata ; “Aku bersyukur di tiap keadaan!” Bila esok tiba… semoga selalu ada keberkahan dan ridhoNya di tiap detik, hingga lebih baik dari hari ini.

Menciptakan imajinasi

Harapan itu seperti cahaya di kegelapan, memberikan berbagai arah untuk melangkah, dengan harapan kita tak lagi jadi daun rapuh yang jatuh ke tanah dan linglung mencari rumah. Mungkin sebab itulah yang menjadikan ku lelaki dengan penuh impian dan imajinasi. impian akan hari esok yang jauh lebih baik dari sekarang, dan hari sekarang yang jauh lebih baik dari kemarin. Dengan impian-impian itulah diriku terbentuk, tanpa harus menjadikan impian itu hanya jadi imajinasi. Maka aku mulai dengan melakukan pertanyaan kecil di kepala, membiarkan pertanyaan itu tercipta. Pertanyaan semisal, bagaimana aku menggapainya , bagaimana aku memilikinya ? langkah pertama apa yang mesti dilakukan untuk menggapainya ? Lalu menyusun rencana-rencana di otak, menggoreskan segala macam cara untuk menghadapi setiap kemungkinan – baik atau buruk, disinilah aku mulai bermain dengan pertimbangan pertimbangan pada keberhasilan dan kegagalan, aku tak mau impian tentang keberhasilan membutakan, dan kegagalan men

Rainbow-ku2,,

Kemana kamu pagi ini rainbowku? diujung pagi yang cerah ini aku tak menemukan bayangmu,kemana dikau?? aku hanya perlu tahu kau baik-baik saja, Tak kau lihatkah sayap-sayapku yang kini tumbuh semakin kuat dan siap terbang melalang dari kebisuan yang selama ini menjadi penghalang? Sungguhpun begitu, ada yang tak bisa terhapus di situ. Bayangan ayu wajahmu. hasrat ingin berjumpa dikebisuan kata yang mengejakan makna. Rainbowku, ijinkan aku menjadi penyemangat hidupmu. jadikan aku satu-satunya alasanmu menapak jalan kehidupan. biarkanlah aku menjadi pelipur, di kala hatimu hancur. Ingin ku rengkuh semua kata menyusunnya menjadi bait – bait do’a, memaknai setiap deskripsi dari refleksi kebisuan ini, menghujanimu dengan butiran –butiran bening mahabbah (kecintaan). Ingin ku mekarkan kuncup-kuncup puspita di pekarangan jiwamu… menyampaikan harumnya padamu, agar senyum merekah menghisai wajah ayumu, dan puas ku lihat engkau tersenyum.

Rainbow-ku...

Bisakah aku menjadi bagian dari detakan jantungmu? Turut serta merasakan apapun yang engkau rasakan. Sungguh, untuk menyebut namamu pun aku tak kuasa, aku tak bisa, apalagi menemuimu, Ah Rainbowku... aku mencintaimu dalam kasih... dalam rindu... tidak akan ada cinta pada yang lain selain dirimu... karena kamulah MAHARAJA-ku, yang terindah di sepanjang aku mengagumimu... Untuk banyak alasan aku telah menyayangimu. Dan akan tetap ku lakukan, karena memang engkau layak untuk disayangi...Yah, itu salah satu alasan (kenapa harus ada jawaban dari setiap pertanyaan dan perlu ada alasan dari setiap pernyataan?)Alasan? Ya, alasan! Alasan bahwa aku menyayangimu, mencintaimu, dan menghormatimu. Padahal aku tahu bahwa: aku selalu punya dua kata sederhana yang sukar kucari maknanya: aku mencintaimu.

Ketika kamu menangis

Ketika kamu menangis, katanya seperti hujan yang tiba-tiba turun saat matahari sedang bersinar begitu cerah. Barangkali tak seironis itu, tapi setiap jiwa punya batas rasa, kupikir. kita punya cara untuk meluapkan emosi, dan jika menangis bisa membuat kita tergerak untuk lebih baik, jika menangis, itu bukan hal yang tabu lagi. Maka Menangislah,, karena menangis itu menandakan bahwa kamu punya hati yang lembut, hati yang peka dengan peristiwa di sekitarmu,,,mudah-mudahan,,,!!

Mabruk alfa mabruk Bimz,,,

24 Angka yang tepat untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada.. Tepat pada tanggal 15 Agustus 2018, bertambahlah angka untuk umurmu Bimz.. Banyak sekali hal-hal yang terjadi selama 23 tahun terakhir.. dan disinilah proses pembelajaran dimulai.. Suka dan duka telah kamu lewati dalam setahun terakhir.. Banyak kejadian-kejadian yang terjadi.. Dan itulah proses pembelajaran.. Dimana kamu sangat diuji agar bisa menjadi orang yang lebih baik lagi.. Kehidupan bagaikan sebuah buku tak bergambar. Tak ada tulisan maupun warna. Yang terdapat di dalam buku tersebut hanyalah kumpulan-kumpulan kertas kosong yang ditumpuk menjadi satu.. Dan diri kamu Bimz adalah pemilik sah dari buku tersebut.. Lembar demi lembar telah terisi dengan penuh warna dan juga tulisan.. Bahkan mungkin bisa juga terisi dengan coretan-coretan yang abstrak.. Dan semuanya terisi sampai tidak ada sisa.. Hingga kini.. Telah banyak gambar, warna, tulisan, dan juga coretan dalam buku tersebut.. kamu tidak akan pernah tahu sampa

Why me,,??

"Bimz, mengapa semua ini terjadi padamu?" "Dan mengapa takdir memilih kamu?" Kadang begitu banyak pertanyaan sulit yang tak mampu aku jawab. Kadang hidup kembali menyisakan derai pilu yang harus ku jalani. Walau pahit, namun harus dihadapi. Coz Life Goes On. Like it or Not. "Mengapa kau masih berdiri disana, Bimz? Apa yang kau cari dan kau tunggu" Suara hatiku bening membuyarkan lamunanku. "Apa yang aku cari tunggu..?" Pertanyaan itu kembali menggantung di sudut hatiku. Suatu sebutan sesosok nama, secarik title harapan yang tengah ku tunggu. Ku masih mengharap bertemu lagi dengan sosoknya. Sekian purnama terlewati. Dan ku tak berhenti melambungkan nama nya ke atap langit. Berharap yang Maha Penyayang mengabulkan do'a do'aku. Walau aku tahu, dengan lumuran noda di pakaian jelataku, masih kah aku berharap TUHAN mendengar pintaku? Tuhanku, untuk d.o.a ku yang ini. Ku mohon palingkan wajahMu pada si kerdil ini. Ku mohon kemurahanMu se

Maafkan aku

Aku bukan siapa2 tanpamu,,,kau ibu sekaligus guruku,,,semoga selalu bisa menasehati aku,,,ridhomu syarat aku mendapatkan ridho allah dan rasulnya,,maka ridhoilah setiap jejak langkahku,,,kau adalah sebab malaikat mendoakan aku,,, maafkan aku,,,anakmu....

Terbelenggu dalam rindu

Redaksi sudah menagih tulisanku, berharap besok akan kukirim via telegram. Harusnya sekarang aku sedang membenahi tulisan yang sedang kuedit menjadi berhuruf Abjad kemudian mengatur marginnya menjadi masing-masing dua senti. Tapi sejak tadi sore aku merindukanmu. Berkali-kali kucek IG dan masuk ke profilemu melihat poto-potomu, sesekali membaca comend dari setiap comend yang ada di potomu. satu comend yang paling ku suka dari potomu "Gadisku...senyummu harapanku". Ingin sekali ku DM dirimu di IG agar aku bisa bercakap-cakap denganmu, ah tapi itu terlalu berani. Mungkin kau takkan menyukainya lalu menertawakanku. Namun aku berpikir positif saja. Setelah aku urung chat DM, aku ingin telegram saja. Sudah kuketik kata salam, hallo, hai, met malam, tapi terus kuhapus lagi. Kupikir kau takkan sempat membalas chat ku karena kesibukanmu atau mungkin keenggananmu. Aku takut jika chat itu terbaca , kau malah justru menjadi terdakwa karena prasangka. Kuingin kau baik-baik saja. Ah kau

Terpedaya rasa

Engkau yang berjuluk wanita cantik penuh keanggunan, menawan hatiku di buai pesonamu. Hingga setiap lepas pandang yang melesat adalah detail indah dari sketsa hati dan Membawa rasa ini dalam setiap malam, untuk hati yang kini telah kehilangkan kesucianya seiring hadirnya wujud sempurna bayangmu di setiap angan. Aku yang kini terpedaya rasa mengelola setiap jatah takdir dari galau yang kadang tak beralasan, dari sisa muhasabah yang sering meinggalkan jejak penyesalan. Memungut kepingan – kepingan laku diri yang terhempas di pelataran jiwa. Membingkai secuil asa dari rajutan niat yang sering merenggangkan jejaring yang mengfilter penyakit hati. Membidik rasa dalam kesempatan. YA memang , Aku yang kalah, aku yang kini terperdaya rasa… Aku! yang ternyata tak bisa melesat cepat membawa rasa ini, hingga syetan berhasil hinggap. “Ketika prasasti sering hadir di pelupuk mata Ketika derap langkahya menggetarkan jiwa"

Senyummu perlahan pudar

Kumemandangmu dalam berlaksa keagungan di semesta malam. Engkaulah, satu dari taburan yang teruntai di kejauhan galaksi. Kusapa engkau dalam kekaguman tak terhenti. Engkaupun tersenyum sembari mengedipkan matamu nan lentik. Binar sinarmu memancar pesona tiada tara. “Kemarilah!”katamu.”Aku akan menjamu dengan seribu warna yang belum pernah engkau lihat sebelumnya…” “Sungguh, andai kumampu…”seruku pilu. “Aku tak mempunyai energi eksitasi tuk meloncat dari dimensi Bumi.” Dan wajahmu mendadak suram. Senyummu perlahan pudar. “Jangan bersedih. Aku sudah bahagia bisa melihatmu dari sini!”hiburku. Tak berapa lama, wajahmu perlahan menghilang. Bersama pagi yang datang menyapa mata ini. Kucari-cari engkau. Di antara sapa embun nan lembut yang menyambutku. Kusibak berlembar-lembar awan sepanjang siang. Namun tak jua kudapati hadirmu di sana. Barulah ketika petang mengumandangkan malam, wajahmu terlihat lagi. Engkau tersenyum menyapa diri ini. “Sungguh, senang bisa menjumpaimu lagi!”seruku r

Tanpa ( ? )

Bimz.........Aku tahu bagaimana kamu mencintainya, serupa magis yang sukar untuk dijabarkan. Meretas batas waktu yang selalu kita yakini sebagai 24 jam, melebihi ukuran-ukuran yang sering diagungkan sebagai sesuatu yang pas dengan timbangan. Aku tahu bagaimana kamu mencintainya, diam tak bersuara namun hatimu selalu tertata dengan doa-doa untuknya. Seperti apa pun kegamanganmu atas ia, aku tahu, kamu tetap mencintainya.Perasaan ini tidak pernah kuharapkan sejatinya, setia dengan waktu yang tak pernah kutahu bentuk takarannya. Menerka kapan ia berakhir, bahkan hingga membuatku tak ingin menebak lagi. Biar kunikmati saja perjalanan. Sesekali, pernah terpikir atasku untuk menuntutmu bercerita, tentang apa saja, tentang sepi yang mungkin seringkali membuatmu letih dan terkunci. Tentang jarak yang sedianya menciptakan tanda tanya, atau pun tentang kesediaanmu yang selama ini terlipat entah di mana. Aku menolak, menguak segala dayaku yang terbatas untuk tetap menikmatinya saja, tanpa ta

Mengamati mu dari belakang

Kemarin aku mencari tahu tentangmu dari mana saja, memperhatikan langkahmu dari jauh, mengamati gerakan bibirmu ketika sedang berbicara, membedakan mata ketika mengenakan kacamata dan sesekali ketika kamu melepaskannya, juga menyenangkan menebak warna baju apa yang akan kamu kenakan ke kantor selanjutnya. Aku tahu namamu, tanggal lahir, dan mungkin hal-hal sepele yang tidak penting untuk kamu ketahui seperti bagaimana aku mengamatimu berinteraksi dengan kawan-kawanmu Sesekali, waktu memberiku kesempatan untuk melihatmu dari dekat, tepat di depanku, "Ada kau di depanku" Kau manis, kata hatiku "Ada kau di depanku" Tersenyum membalas sapaku Kau manis, kata hatiku "Ada kau di depanku" Kau memang manis, kata hatiku tapi justru di saat seperti itu aku tidak bisa melakukan apa-apa. Hanya mengendalikan perasaanku yang terlalu senang, menyembunyikannya baik-baik, dan terjebak dalam satu ruang halusinasi. di satu sisi semoga waktu cepat berlalu dan