Bisakah aku menjadi bagian dari detakan jantungmu? Turut serta merasakan apapun yang engkau rasakan. Sungguh, untuk menyebut namamu pun aku tak kuasa, aku tak bisa, apalagi menemuimu, Ah Rainbowku... aku mencintaimu dalam kasih... dalam rindu... tidak akan ada cinta pada yang lain selain dirimu... karena kamulah MAHARAJA-ku, yang terindah di sepanjang aku mengagumimu...
Untuk banyak alasan aku telah menyayangimu. Dan akan tetap ku lakukan, karena memang engkau layak untuk disayangi...Yah, itu salah satu alasan (kenapa harus ada jawaban dari setiap pertanyaan dan perlu ada alasan dari setiap pernyataan?)Alasan? Ya, alasan! Alasan bahwa aku menyayangimu, mencintaimu, dan menghormatimu. Padahal aku tahu bahwa: aku selalu punya dua kata sederhana yang sukar kucari maknanya: aku mencintaimu.
Engkau yang berjuluk wanita cantik penuh keanggunan, menawan hatiku di buai pesonamu. Hingga setiap lepas pandang yang melesat adalah detail indah dari sketsa hati dan Membawa rasa ini dalam setiap malam, untuk hati yang kini telah kehilangkan kesucianya seiring hadirnya wujud sempurna bayangmu di setiap angan. Aku yang kini terpedaya rasa mengelola setiap jatah takdir dari galau yang kadang tak beralasan, dari sisa muhasabah yang sering meinggalkan jejak penyesalan. Memungut kepingan – kepingan laku diri yang terhempas di pelataran jiwa. Membingkai secuil asa dari rajutan niat yang sering merenggangkan jejaring yang mengfilter penyakit hati. Membidik rasa dalam kesempatan. YA memang , Aku yang kalah, aku yang kini terperdaya rasa… Aku! yang ternyata tak bisa melesat cepat membawa rasa ini, hingga syetan berhasil hinggap. “Ketika prasasti sering hadir di pelupuk mata Ketika derap langkahya menggetarkan jiwa"
Comments
Post a Comment