Kemana kamu pagi ini rainbowku? diujung pagi yang cerah ini aku tak menemukan bayangmu,kemana dikau?? aku hanya perlu tahu kau baik-baik saja,
Tak kau lihatkah sayap-sayapku yang kini tumbuh semakin kuat dan siap terbang melalang dari kebisuan yang selama ini menjadi penghalang? Sungguhpun begitu, ada yang tak bisa terhapus di situ. Bayangan ayu wajahmu. hasrat ingin berjumpa dikebisuan kata yang mengejakan makna.
Rainbowku, ijinkan aku menjadi penyemangat hidupmu. jadikan aku satu-satunya alasanmu menapak jalan kehidupan. biarkanlah aku menjadi pelipur, di kala hatimu hancur. Ingin ku rengkuh semua kata menyusunnya menjadi bait – bait do’a, memaknai setiap deskripsi dari refleksi kebisuan ini, menghujanimu dengan butiran –butiran bening mahabbah (kecintaan). Ingin ku mekarkan kuncup-kuncup puspita di pekarangan jiwamu… menyampaikan harumnya padamu, agar senyum merekah menghisai wajah ayumu, dan puas ku lihat engkau tersenyum.
Engkau yang berjuluk wanita cantik penuh keanggunan, menawan hatiku di buai pesonamu. Hingga setiap lepas pandang yang melesat adalah detail indah dari sketsa hati dan Membawa rasa ini dalam setiap malam, untuk hati yang kini telah kehilangkan kesucianya seiring hadirnya wujud sempurna bayangmu di setiap angan. Aku yang kini terpedaya rasa mengelola setiap jatah takdir dari galau yang kadang tak beralasan, dari sisa muhasabah yang sering meinggalkan jejak penyesalan. Memungut kepingan – kepingan laku diri yang terhempas di pelataran jiwa. Membingkai secuil asa dari rajutan niat yang sering merenggangkan jejaring yang mengfilter penyakit hati. Membidik rasa dalam kesempatan. YA memang , Aku yang kalah, aku yang kini terperdaya rasa… Aku! yang ternyata tak bisa melesat cepat membawa rasa ini, hingga syetan berhasil hinggap. “Ketika prasasti sering hadir di pelupuk mata Ketika derap langkahya menggetarkan jiwa"
Comments
Post a Comment