Bila esok tiba… ku ingin melihat wajah cerah ceria itu lagi,
Menyodorkan sedikit senyuman dan berkata ; “Aku bahagia!”
Bila esok tiba… ku ingin melihat tubuh tegap itu lagi,
busungkan dada dan berkata : “Aku siap hadapi hari!”
Bila esok tiba… ku ingin melihat mata itu lagi,
penuh binar asa dan optimis, kemudian berkata ; “Aku ingin melesat mendahului bilangan waktu!”
Bila esok tiba… ku ingin melihat jiwa tegar itu lagi,
di hiruk pikuk gemuruh luka dan lara, kemudian berkata ; “Aku bersyukur di tiap keadaan!”
Bila esok tiba… semoga selalu ada keberkahan dan ridhoNya di tiap detik, hingga lebih baik dari hari ini.
Engkau yang berjuluk wanita cantik penuh keanggunan, menawan hatiku di buai pesonamu. Hingga setiap lepas pandang yang melesat adalah detail indah dari sketsa hati dan Membawa rasa ini dalam setiap malam, untuk hati yang kini telah kehilangkan kesucianya seiring hadirnya wujud sempurna bayangmu di setiap angan. Aku yang kini terpedaya rasa mengelola setiap jatah takdir dari galau yang kadang tak beralasan, dari sisa muhasabah yang sering meinggalkan jejak penyesalan. Memungut kepingan – kepingan laku diri yang terhempas di pelataran jiwa. Membingkai secuil asa dari rajutan niat yang sering merenggangkan jejaring yang mengfilter penyakit hati. Membidik rasa dalam kesempatan. YA memang , Aku yang kalah, aku yang kini terperdaya rasa… Aku! yang ternyata tak bisa melesat cepat membawa rasa ini, hingga syetan berhasil hinggap. “Ketika prasasti sering hadir di pelupuk mata Ketika derap langkahya menggetarkan jiwa"
Comments
Post a Comment