Ketika kamu menangis, katanya seperti hujan yang tiba-tiba turun saat matahari sedang bersinar begitu cerah.
Barangkali tak seironis itu, tapi setiap jiwa punya batas rasa, kupikir.
kita punya cara untuk meluapkan emosi, dan jika menangis bisa membuat kita tergerak untuk lebih baik,
jika menangis, itu bukan hal yang tabu lagi. Maka Menangislah,, karena menangis itu menandakan bahwa kamu punya hati yang lembut,
hati yang peka dengan peristiwa di sekitarmu,,,mudah-mudahan,,,!!
Engkau yang berjuluk wanita cantik penuh keanggunan, menawan hatiku di buai pesonamu. Hingga setiap lepas pandang yang melesat adalah detail indah dari sketsa hati dan Membawa rasa ini dalam setiap malam, untuk hati yang kini telah kehilangkan kesucianya seiring hadirnya wujud sempurna bayangmu di setiap angan. Aku yang kini terpedaya rasa mengelola setiap jatah takdir dari galau yang kadang tak beralasan, dari sisa muhasabah yang sering meinggalkan jejak penyesalan. Memungut kepingan – kepingan laku diri yang terhempas di pelataran jiwa. Membingkai secuil asa dari rajutan niat yang sering merenggangkan jejaring yang mengfilter penyakit hati. Membidik rasa dalam kesempatan. YA memang , Aku yang kalah, aku yang kini terperdaya rasa… Aku! yang ternyata tak bisa melesat cepat membawa rasa ini, hingga syetan berhasil hinggap. “Ketika prasasti sering hadir di pelupuk mata Ketika derap langkahya menggetarkan jiwa"
Comments
Post a Comment