Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2018

Ketika kamu menangis

Ketika kamu menangis, katanya seperti hujan yang tiba-tiba turun saat matahari sedang bersinar begitu cerah. Barangkali tak seironis itu, tapi setiap jiwa punya batas rasa, kupikir. kita punya cara untuk meluapkan emosi, dan jika menangis bisa membuat kita tergerak untuk lebih baik, jika menangis, itu bukan hal yang tabu lagi. Maka Menangislah,, karena menangis itu menandakan bahwa kamu punya hati yang lembut, hati yang peka dengan peristiwa di sekitarmu,,,mudah-mudahan,,,!!

Mabruk alfa mabruk Bimz,,,

24 Angka yang tepat untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada.. Tepat pada tanggal 15 Agustus 2018, bertambahlah angka untuk umurmu Bimz.. Banyak sekali hal-hal yang terjadi selama 23 tahun terakhir.. dan disinilah proses pembelajaran dimulai.. Suka dan duka telah kamu lewati dalam setahun terakhir.. Banyak kejadian-kejadian yang terjadi.. Dan itulah proses pembelajaran.. Dimana kamu sangat diuji agar bisa menjadi orang yang lebih baik lagi.. Kehidupan bagaikan sebuah buku tak bergambar. Tak ada tulisan maupun warna. Yang terdapat di dalam buku tersebut hanyalah kumpulan-kumpulan kertas kosong yang ditumpuk menjadi satu.. Dan diri kamu Bimz adalah pemilik sah dari buku tersebut.. Lembar demi lembar telah terisi dengan penuh warna dan juga tulisan.. Bahkan mungkin bisa juga terisi dengan coretan-coretan yang abstrak.. Dan semuanya terisi sampai tidak ada sisa.. Hingga kini.. Telah banyak gambar, warna, tulisan, dan juga coretan dalam buku tersebut.. kamu tidak akan pernah tahu sampa

Why me,,??

"Bimz, mengapa semua ini terjadi padamu?" "Dan mengapa takdir memilih kamu?" Kadang begitu banyak pertanyaan sulit yang tak mampu aku jawab. Kadang hidup kembali menyisakan derai pilu yang harus ku jalani. Walau pahit, namun harus dihadapi. Coz Life Goes On. Like it or Not. "Mengapa kau masih berdiri disana, Bimz? Apa yang kau cari dan kau tunggu" Suara hatiku bening membuyarkan lamunanku. "Apa yang aku cari tunggu..?" Pertanyaan itu kembali menggantung di sudut hatiku. Suatu sebutan sesosok nama, secarik title harapan yang tengah ku tunggu. Ku masih mengharap bertemu lagi dengan sosoknya. Sekian purnama terlewati. Dan ku tak berhenti melambungkan nama nya ke atap langit. Berharap yang Maha Penyayang mengabulkan do'a do'aku. Walau aku tahu, dengan lumuran noda di pakaian jelataku, masih kah aku berharap TUHAN mendengar pintaku? Tuhanku, untuk d.o.a ku yang ini. Ku mohon palingkan wajahMu pada si kerdil ini. Ku mohon kemurahanMu se

Maafkan aku

Aku bukan siapa2 tanpamu,,,kau ibu sekaligus guruku,,,semoga selalu bisa menasehati aku,,,ridhomu syarat aku mendapatkan ridho allah dan rasulnya,,maka ridhoilah setiap jejak langkahku,,,kau adalah sebab malaikat mendoakan aku,,, maafkan aku,,,anakmu....

Terbelenggu dalam rindu

Redaksi sudah menagih tulisanku, berharap besok akan kukirim via telegram. Harusnya sekarang aku sedang membenahi tulisan yang sedang kuedit menjadi berhuruf Abjad kemudian mengatur marginnya menjadi masing-masing dua senti. Tapi sejak tadi sore aku merindukanmu. Berkali-kali kucek IG dan masuk ke profilemu melihat poto-potomu, sesekali membaca comend dari setiap comend yang ada di potomu. satu comend yang paling ku suka dari potomu "Gadisku...senyummu harapanku". Ingin sekali ku DM dirimu di IG agar aku bisa bercakap-cakap denganmu, ah tapi itu terlalu berani. Mungkin kau takkan menyukainya lalu menertawakanku. Namun aku berpikir positif saja. Setelah aku urung chat DM, aku ingin telegram saja. Sudah kuketik kata salam, hallo, hai, met malam, tapi terus kuhapus lagi. Kupikir kau takkan sempat membalas chat ku karena kesibukanmu atau mungkin keenggananmu. Aku takut jika chat itu terbaca , kau malah justru menjadi terdakwa karena prasangka. Kuingin kau baik-baik saja. Ah kau

Terpedaya rasa

Engkau yang berjuluk wanita cantik penuh keanggunan, menawan hatiku di buai pesonamu. Hingga setiap lepas pandang yang melesat adalah detail indah dari sketsa hati dan Membawa rasa ini dalam setiap malam, untuk hati yang kini telah kehilangkan kesucianya seiring hadirnya wujud sempurna bayangmu di setiap angan. Aku yang kini terpedaya rasa mengelola setiap jatah takdir dari galau yang kadang tak beralasan, dari sisa muhasabah yang sering meinggalkan jejak penyesalan. Memungut kepingan – kepingan laku diri yang terhempas di pelataran jiwa. Membingkai secuil asa dari rajutan niat yang sering merenggangkan jejaring yang mengfilter penyakit hati. Membidik rasa dalam kesempatan. YA memang , Aku yang kalah, aku yang kini terperdaya rasa… Aku! yang ternyata tak bisa melesat cepat membawa rasa ini, hingga syetan berhasil hinggap. “Ketika prasasti sering hadir di pelupuk mata Ketika derap langkahya menggetarkan jiwa"

Senyummu perlahan pudar

Kumemandangmu dalam berlaksa keagungan di semesta malam. Engkaulah, satu dari taburan yang teruntai di kejauhan galaksi. Kusapa engkau dalam kekaguman tak terhenti. Engkaupun tersenyum sembari mengedipkan matamu nan lentik. Binar sinarmu memancar pesona tiada tara. “Kemarilah!”katamu.”Aku akan menjamu dengan seribu warna yang belum pernah engkau lihat sebelumnya…” “Sungguh, andai kumampu…”seruku pilu. “Aku tak mempunyai energi eksitasi tuk meloncat dari dimensi Bumi.” Dan wajahmu mendadak suram. Senyummu perlahan pudar. “Jangan bersedih. Aku sudah bahagia bisa melihatmu dari sini!”hiburku. Tak berapa lama, wajahmu perlahan menghilang. Bersama pagi yang datang menyapa mata ini. Kucari-cari engkau. Di antara sapa embun nan lembut yang menyambutku. Kusibak berlembar-lembar awan sepanjang siang. Namun tak jua kudapati hadirmu di sana. Barulah ketika petang mengumandangkan malam, wajahmu terlihat lagi. Engkau tersenyum menyapa diri ini. “Sungguh, senang bisa menjumpaimu lagi!”seruku r